Rabu 27 Mei 2015
Hari ini hari yang sangat sibuk. Ngerjain penelitian di
laboratorium, bikin laporan penelitian, sehingga ndak bisa jemput Ken dan Nina
pulang sekolah. Tugas jemput sekolah minta tolong Eyang Ti dan Eyang Kungnya.
Pagi sebelum berangkat kerja, Ken sempat merajuk
Bunda, Mas Ken maunya dijemput bunda saja. Ndak mau di jemput eyang.
Kenapa mas?
Iya bund, kalo di jemput bunda kan bisa main sepeda di rumah. Kalo
dijemput eyang ndak bisa sepedaan
Ya, nanti sore saja sepedaannya kalo bunda sudah pulang kantor.
Kenzie lagi seneng-senengnya naik sepeda roda 2,s epedanya
baru dibelikan Ayahnya. Tapi sudah dipesenin kalo sepedaan jangan di dalam
rumah. Kebetulan rumah kami agak luas bagian ruang keluarganya. Sengaja kami
minggirkan semua kursi dan meja, agar Ken, Nina, dan Atta bisa sepedaan di
dalam rumah. Tapi pakai sepedanya yang kecil, bukan yang besar.
Pagi sebelum berangkat kerja pun, saya ngobrol ma Ayah.
Ayah, besok jadi berduaan kan?
Mau kemana ya...
Ga tahu Yah, aku juga bingung mau kemana.
Apa ndak usah aja, Bund. Tar sabtu keluar bareng ma anak-anak aja.
Ok
Kita ada rencana mau keluar bareng di hari kamis, karena
sudah lama ndak “pacaran”, kita berdua sama-sama sibuk. Saya sibuk ma lab dan
penelitian, Ayah sibuk ma proyek di kantor.
Berangkatlah kita...
Saya dan Atta..
Ayah antar Ken dan Nina
------------------------------------------------------------
Sore pulang kerja....
Ken menghampiri saya dan berkata
Bund, tadi mas ken sepedaan, jatuh terus “nonot” mas Ken ditatap sepeda,
berdarah. Tapi sekarang darahnya sudah
berhenti, Bund.
Sakit, mas.
Ndak bund. Mas ken tak sepedaan lagi ya, bund.
Iya mas
Saya pun masuk rumah dan mandi. Setelah mandi, Ken
menghampiri saya lagi
Bund, “nonot” mas Ken sakit kalo di buat jalan.
Saya langsung telepon Ayah, cerita singkat. Ayah bilang,
dibawa ke UGD lavalette aja
Saya bawa Ken ke UGD Lavalette. Sesampai di sana langsung di
lihat sama dokter jaga dan perawatnya. Setelah memeriksa Ken, Dokter bilang...
Ibu, ini lebih baik sekalian di sunat saja. Karena yang luka
pas bagian kulitnya. Kalo di rawat nanti malah “mborok” yang akan menutup
saluran pipisnya.
Sesaat saja tertegun. Speechess.......
Sesampai di rumah, sudah ada Yang Ti yang baru pulang ngaji
dan ndak lama Ayah pulang kantor. Saya cerita kalo Ken harus di sunat.
Malam itu juga kami putuskan untuk membawa Ken ke dr.
Bambang Prijadi, MS. Beliau pun
menyarankan untuk sunat, tapi bisa di tunda sampai kamis pagi. Biar Ken istirahat
dahulu
Kamis, 28 Mei 2015
Pagi-pagi jam 5, kami sudah membangunkan Ken. Eyang Ti dan
Eyang Kung sudah datang untuk membantu menjaga Atta dan Nina, karena masih
tidur.
Jam 05.30, kami sampai di rumah dr. Bambang Prijadi, MS.
Beliau sudah siap dengan segala peralatannya.
Proses sunatpun di mulai, pas di suntik bius Ken nangisnya
luar biasa....
Tapi setelah obat biusnya bekerja, Ken malah cerita-cerita
dengan Ayah (Ayah megangin Ken di bagian atas kepala). Apa aja diomongkan....
Jam 06.30 proses sunat pun selesai, dan kami pun pulang.
Sesampai di rumah.... Ken menjadi raja. Hanya duduk depan
televisi sambil menonton acara kesukaannya.
Ndak lama kemudian reaksi obat biusnya habis, wah... mulai
teriak-teriak. Yang sakit, yang panas, yang jangan di pegang....
Maunya di tiup dan di kipasin sama bunda saja...
Bunda iseng tanya...
Biar ndak sakit mas
ken mau apa?
Mau magnum, bunda.
Tapi janji ya, kalo
sudah dikasih magnum ndak nangis lagi
Iya bunda, janji...
Hehehehe... mumpung lagi sakit, Ken aji mumpung.... mau es
krim yang paling enak hehehehe
Tapi ndak papalah... yang penting Ken cepet sembuh.
Selamat ya Nak, semoga menjadi anak yang semakin sholeh dan
semakin sayang sama Ayah Bunda, Mas Atta, dan Adik Nina.
Jumat, 29 Mei 2015
Sebagai wujud rasa syukur kami, kami mengadakan acara syukuran sunat Ken sekaligus akikahnya. Karena kami berdua masih punya utang untuk mengadakan akikah anak-anak. Alhamdulillah yang berkenan hadir di acara syukuran Ken banyak, sekaligus mendoakan supaya Ken menjadi anak yang sholeh.
Maturnuwun semuanya...
^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar