Yang pertama tanggal 25 Mei
merupakan tanggal kelahiran Almarhum Papa. Papa lahir tanggal 25 Mei 1945, jika
saat ini Papa masih ada, berarti usianya 69 tahun. Papa meninggal 18 Juli 2003,
tepatnya 16 hari setelah ulang tahun saya yang ke 23 tahun.
Yang kedua tanggal
25 Mei 2014. Tanggal ini adalah tanggal dimana “My Spanish Blue Eyes” menjalani
operasi Laparoskopi untuk menurunkan testisnya karena UDT.
Istilah UDT sendiri mempunyai pengertian
UNDENSENSUS TESTICULARIS yaitu
tidak turunnya testis pada skrotum. Menurut teori, Testis awalnya terbentuk di rongga abdomen pada trimester 3 kehamilan
akibat pengaruh hormon gonadotropin dari ibu dan mungkin juga pengaruh dari
androgen dan SPM (substansi penghambat mulerian) menyebabkan testis turun ke
skrotum melalui anulus inguinalis. Penurunan testis ini juga didukung oleh
semakin meningkatnya tekanan intraabdomen akibat pdertumbuhan organ-organ di
abdomen sehingga mempermudah testis memasuki kanalis inguinalis. Selama proses
penurunan tersebut terjadi penonjolan dinding abdomen mengikuti perjalanan
testis menuju skrotum. Penonjolan tersebut dikenal dengan prosesus vaginalis
sehingga rongga perut berhubungan dengan skrotum melalui prosesus vaginalis.
Normalnya dalam tahun pertama kehidupan prosesus vaginalis menutup namun
apabila tetap membuka memungkinkan usus untuk turun ke dalam skrotum yang
dikenal dengan hernia inguinalis. Pada UDT testis
dapat ditemukan di kranial (abdomen) sehingga tidak dapat diraba. Bila
terletak di kanalis inguinalis atau di luar anulus testis maka dapat diraba,
dan jarang testis ditemukan di femoral, pangkal penis ataupun inguinal.
Testis yang
tidak turun menyebabkan perkembangan tubulus seminiferus terganggu sehingga
tidak menghasilkan spermatozoa karena pembentukan spermatogenesis
efektif pada suhu agak reendah yaitu di skrotum yang suhunya 1,5-2 0C
lebih rendah dibanding abdomen dan juga UDT meningkatkan resiko karsinoma
testis. (http://aidiljasmi.blogspot.com/2011/03/undensensus-testicularis-udt.html).
Lebih baik penurunan testis ini dilakukan ketika usia
anak 1-2 tahun. Untuk kasus Blue Eyes ini
telat jika ditinjau dari usianya. Saat ini usianya 7 tahun. Hal ini disebabkan
karena pada saat Blue
Eyes usia
1 bulan dan dibawa ke salah satu dokter
urologi terkenal di Kota Malang, beliau mengatakan nanti saya setelah
usia Blue
Eyes 5
tahun baru di tangani. Akhirnya, kami pun tidak memfokuskan ke testisnya.
Apalagi kondisi Blue
Eyes juga
mengalami tuli berat, sehingga selama beberapa tahun ini yang kami lakukan
adalah memfokuskan untuk ke pendengarannya.
Operasi Laparoskopi ini tidak segera diputuskan untuk
operasi, karena kondisi Blue Eyes juga mikropenis, dia harus menjalani terapi hormon selama 4
bulan. Hormon yang disuntikkan Sustanon, 1 bulan 1 kali suntik, yang menangani
dr. Haryudi, Sp.A (Dokter endokrin anak).
Setelah terapi hormon ini selesai, kami dirujuk oleh dr. Ery Olivianto,
Sp.A (dokter anak Blue Eyes) untuk berkonsultasi ke dokter urologi.
Kami membawa Blue Eyes untuk berkonsultasi ke salah satu dokter
urologi senior dan terkenal di Kota Malang. Dokter yang dulu kami datangi pada saat Blue Eyes masih berusia 1 bulan. Alasan kami kembali lagi ke dokter tersebut karena kami berasumsi bahwa dokter ini sudah mengetahui kondisi Blue Eyes pada saat masih bayi. Pada saat awal konsultasi
berlangsung, saya pun bercerita proses yang sudah Blue Eyes lalui. Mulai dari tes hormon, tes USG,
dan terapi hormon. Jawaban beliau saat itu,
“Maaf ibu, saya
meragukan jenis kelamin anak ibu. Bagaimana jika saya tes dulu kromosomnya
untuk memastikan anak ibu laki-lai atau perempuan. Setelah itu saya bisa memutuskan
tindakan selanjutnya”.
Saya segera menghubungi dr. Agustin Iskandar,
M.Kes (beliau ini istri dr. Ery Olivianto, Sp.A; hubungan kami dekat dan
beliaulah orang pertama kali yang selalu saya hubungi jika ada apa2 dengan Blue Eyes) untuk memberitahukan jika Blue Eyes dirujuk
tes kromosom. Beliaupun menyarankan
untuk bertanya ke Mbak Nana (Safrina Ratnaningrum), kebetulan juga teman 1
fakultas tapi beda lab. Kebetulan Mbak Nana ini konsulan kromosom.
Saya
konsultasi ke Mbak Nana dan beliau melihat hasil tes laboratorium Blue Eyes;
beliau menyampaikan bahwa Blue Eyes ini laki-laki, jadi tidak perlu tes
kromosom.
”Kalo aku bilang
anakmu ini laki-laki, tapi kalau mau lihat kromosomnya bener laki-laki atau kromosom
mozaik, dites aja ndak papa. Nantipun jika terbukti kromosomnya mozaik, testis
juga harus tetap diturunkan. Kalo aku lihat, kayanya dokter senior ini tidak
percaya dengan hasil yang sudah dilakukan teman sejawatnya, istilahnya doker
ini ngawali lagi dari awal. ”
Antara
bimbang dan ragu, tes atau tidak. Disamping biayanya juga mahal, hasil diskusi
dengan dr. Agustin, dr. Ery, dr. Haryudi, dan Mbak Nana meyakinkan bahwa Blue
Eyes ini laki-laki. Dasarnya adalah hasil USG tidak ada bentukan rahim
dan hasil tes hormonpun, ada hormon testosteron meskipun jumlahnya dibawah
normal.
Kebimbangan inipun saya diskusikan dengan suami, langkah apa
yang harus kami tempuh. Akhirnya kita pada kesimpulan
“Coba Bun, kita
cari second opinion ke dokter urologi lain. Jika dokter ini pun juga
menyarankan tes kromosom. Berarti kita jalani tes kromosom ini.”
Akhirnya, saya pun mendatangi dr. Kurnia Penta Seputra, Sp.U
di Klinik Urologi dr. Benggol. Saya menceritakan semua dari awal, tes
hormonnya, tes USG, dan terapi hormonnya. Dr. Penta memeriksa Blue Eyes, meraba
keberadaan testisnya. Setelah memeriksa beliau menyampaikan
“Testisnya tidak
teraba Ibu. Saya bisa membantu mencarikan lewat Laparoskopi. Nanti akan ada 3
sayatan kecil Bu, 1 untuk masukkan kameranya, 2 untuk mengambil testisnya. Jika
Ibu bersedia kita rencanakan di atas tanggal 18 Mei 2014.”
“Perlu tes
kromosom dok?”
“Tidak perlu Bu,
anak ibu ini jelas laki-laki. Hasil tes lab dan USG mendukung jika anak ibu ini
laki-laki. Selain itu saya melihat tidak ada bentukan kelamin wanita. Sehingga saya
yakin anak ibu ini laki.”
Alhamdulillah... Blue Eyes tidak
perlu menjalani tes kromosom.
Akhirnya
setelah diskusi dengan suami, Blue Eyes masuk paviliun dahlia RSSA tanggal 24
Mei 2014. Selain juga diskusi dengan dr. Penta tanggal operasi juga karena
minggu depannya yang seling masuk dan libur, sehingga kami ijin kerjanya tidak
terlalu banyak.
Hari pertama
masuk rumah sakit, Blue Eyes heran juga. Ngrasa ga sakit tapi kok di kasih jarum
infus, dimasukkin kamar. Seharian itu ga ada kerjaan. Akhirnya, mainan gambar
dan tebak tulisan ma Bunda. Jika udah bosan, ngeliat ke luar jendela.
Bosan ga bisa berbuat apa-apa
Tebak gambar dan tulisan dengan Bunda
Minggu, tanggal 25 Mei 2014.
Persiapan operasipun dimulai dari
jam 4 pagi.
Jam 4-7 pagi Blue Eyes sudah
puasa tidak boleh makan, hanya air putih saja.
Jam 7
pagi sudah puasa total.
Jam
7.30 pagi, infus dipasang dan ganti baju operasi.
Sesaat setelah dipasang infus
Jam 8.45
pagi, berangkat ke Kamar Operasi yang ada di lantai 3 Paviliun.
Jam 9
pagi. Operasi dimulai sesuai dengan yang direncanakan, saya dan suami hanya
bisa mengantar sampai di pintu depan kamar operasi. Doa pun kami panjatkan
”Ya Allah berilah
kelancaran untuk operasi anak kami Aryafatkha Fahreza. Berikanlah kemudahan ya
Allah dan kuatkanlah hati kami. Aamiin.”
Alhamdulillah,
operasi Blue Eyes selain ada kami –Ayah dan Bunda Blue Eyes- juga ada Uti Kus,
Mama Any, Mbak Icha, Mas Izhan, Yang Ti, Yang Kung, Pakde Wiwid, Bude Ida, Dik
Ken, Dik Nina, Mbak Shelby dan Mbak Farah. Tante Nanik dan Om Karthi juga
menemani sebentar, karena Om Karthi mesti balik ke Singapura sore ini.
Jam
10.30. Saya dipanggil dr. Penta. Sayapun ditunjukkan letak testis kiri dan
testis kanan yang selama ini ada di lipatan paha.
“Ibu ini testisnya
Alhamdulillah ada dua-duanya. Yang kanan ada di lipatan paha atas, dan yang
kiri juga ada. Ini nanti saya turunkan dan motong pembuluh darah warna merah
ini bu.”
Alhamdulillah,
saya pun keluar ruang operasi dengan hati lega karena selama ini testis kanan
yang dari hasil USG tidak tampak ternyata ada. Ayah Blue Eyes segera saya
kabari, dan kami berdua mengucapkan syukur alhamdulillah.
Jam
11.30. Saya dipanggil untuk ke dua kalinya.
“Ibu, ini yang
kanan sudah ketemudan bentuknya kecil.. Ini nanti saya turunkan ke tempatnya ya
bu.”
Jam
12.00 Saya dipanggil untuk ke tiga kalinya.
“Ibu, ini yang
kiri sudah ketemu dan bentuknya lebih kecil dari yang kanan.”
Jam 13.00.
dr. Penta sudah keluar dari ruangan operasi dan menghampiri kami.
“Alhamdulillah
operasi berjalan lancar. Mudah2an setelah operasi ini, perkembangan seksual
sekundernya bisa berjalan sesuai fungsinya. Testisnya dapat memproduksi hormon.
Kalau untuk produksi sperma, jumlahnya tidak bisa maksimal karena testisnya
kecil. Alhamdulillah, testisnya belum menjadi kanker”
Foto yang diberikan dr. Penta, yang menunjukkan posisi testis dan bentuk testis kanan dan kri
Ayah Blue
Eyes dan saya banyak mengucapkan syukur alhamdulillah karena operasi berjalan
lancar. Terimakasih kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas keberhasilan
operasi Blue Eyes.
Foto yang diambil Ayah pada saat Blue Eyes ada di RR. Tidur pulas dan tidak mau bangun
Jam 14.00.
Blue Eyes dipindahkan dari Kamar Operasi ke kamar rawatnya. Walaupun masih
ngantuk dan masih pengaruh obat bius, Blue Eyes sudah mulai sadar.
Tanggal
25 Mei 2014, tanggal yang nantinya akan menjadi sejarah bagi perjalanan kisah Blue
Eyes dan kita kami sebagai orangtuanya. Masih banyak pe er Blue Eyes yang harus
kami kerjakan. Dengan operasi ini, harapan kami panjatkan semoga pe er yang ini
sudah tuntas sehingga kami bisa konsentrasi ke pe er yang lainnya.
Sehari setelah operasi (26 Mei 2014. Bangun tidur minta pindah ke Bed penunggu pasien, sambil memandang keluar jendela
JIka bosan menghabiskan hari, baca brosur iklan Giant, dengan wajahnya yang serius. Kalau sudah hapal dengan isi brosurnya, ambil kertas dan main tebak2an ma Bunda
Setelah visite dr. Penta (28 Mei 2014), lepas infus dan alhamdulillah boleh pulang.
Sehat terus ya nak.
Love U
My Spanish Blue Eyes....
Sehat terus blue eyes...mmuuaahh
BalasHapusTengkyu tante suci atas support yg luar biasa..
Hapussalam kenal Ibu,
BalasHapussy ingin menanyakan utk biaya operasi penurunan testis tsb berapa ya?
krn anak saya mengalami kasus yg sama
terima kasih
Salam kenal juga Bapak Stifler Dibyo...
HapusKami kemarin menggunakan BPJS Pak dan untuk kenyamanan dan tidak riber urusan, Atta saya rawat inapkan di paviliun. Total biaya selama menginap 4 hari, operasi dengan bius total, semuanya habis 24 juta Pak. Tapi karena kami menggunakan BPJS, maka yang di cover oleh BPJS 14 juta, sehingga kami masih menambah 10 juta Pak.
Jika usia putra Bapak masih muda (belum 8 tahun seperti usia anak saya), maka semakin cepat semakin baik agar tidak terjadi testis yang mengecil dan akhirnya fungsinya akan berkurang.
Semoga penjelasan saya membantu Pak. Silahkan Bapak menghubungi saya jika ada yang kurang di mengerti.
Salam,
Titis
Assalamualaikum wr wb Ibu... Salam kenal...
BalasHapusSaya mempunyai anak berumur 7 tahun 3 bulan, dan mengalami hal yang sama dengan Blue Eyes... Sampai dengan saat ini belum ada tindakan yang dilakukan terhadap anak saya, sekitar 2 tahun yang lalu saya sempat berkonsultasi dengan Dr spesialis anaknya dan dirujuk ke bagian bedah bahwa memang harus dioperasi untuk kasus anak saya ini, dan anak saya pun sudah dilakukan USG dan hasilnya hanya ada satu buah testis yang ada pada kantung zakarnya. Faktor biaya yang menyebabkan belum adanya tindakan terhadap anak saya.
Yang mau saya tanyakan apakah jika saya memakai jalur BPJS akan seribet yang dibayangkan? Apakah sewaktu pertama masuk RS, ibu menggunakan langsung BPJS atau ibu lakukan reimburse kepada BPJS?
Atas waktunya saya ucapkan banyak terima kasih kepada ibu.
Bapak, penjelasan ada di bawah ini ya
HapusWaalaikumsalam Bapak, senang sekali bisa mengenal Bapak.
BalasHapusUsia putra bapak yang sudah 7 tahun maka testis tidak bisa turun sendiri Pak sehingga memang harus dioperasi Pak.
Anak saya waktu di usg pertama kali yang terlihat hanya 1 saja, ternyata setelah dibedah bagian yang satunya ada Pak, tertutup saluran darah sehingga ndak nampak pada saat di usg.
Pada saat saya menggunakan BPJS, kebetulan karena saya operasinya di Paviliun RSSA (RS. SAIFUL ANWAR MALANG) saya waktu itu hanya diminta untuk minta pengantar ke dokter askesnya. Setelah itu, pada saat pertama kali masuk menginap di RSSA, saya diminta fotocopy kartu bpjs nya dan uang 20rb. Jadi ada yang menguruskan. Sehingga saya sudah terima beres pada saat mengurus administrasi kepulangan anak saya. Saya tinggal menambah berapa kekurangan yang saya bayarkan.
Hak saya sebenarnya di klas 1 pak, sehingga saya membayar selisih antara hak saya di klas 1 dan paviliun.
Yang membuat ribet adalah jika saya mengambil hak saya di klas 1, maka jalurnya akan seperti ini pak:
1. Saya meminta rujukan dari dokter keluarga yang ditunjuk
2. Kemudian saya ke poli rumah sakit yang ditunjuk
3. Dari poli akan dirujuk ke poli bedah
4. Dari poli bedah diberikan pengantar untuk tes lab, tes darah
5. Dari lab akan menunggu hasil
6. Dari hasil akan dirujuk untuk rawat inap.
7. Pasien bpjs biasanya antri Pak untuk bisa operasi, karena yg dilayani banyak
8. Akan tetapi, kemungkinan untuk menambah biayanya tidak sebesar biaya yang saya tambahkan.
9. Sehingga karena proses lama tersebut dan jalur yang panjang, akhirnya kami memutuskan untuk di operasi di paviliun RSSA dimana jadwalnya pasti dan proses ambil darah dilakukan dikamar rawat inap.
Mungkin ini yang bisa saya berikan pengalaman saya Pak. Semoga membantu Bapak.
semoga operasi Ananda Bapak berjalan lancar ya Pak, Aamiin.
Informasi dari ibu sangat jelas sekali. Mungkin yg akan sy lakukan terlebih dahulu sy akan cek dahulu ke rumah sakit mengenai bpjs.
HapusMaaf kl boleh sy tau bagaimana kondisi blue eyes pasca operasi? Apakah ada perubahan hormonal pd diri blue eyes?
Ohh iya apakah setelah operasi sering dilakukan kontrol kpd dokter spesialisnya?
Ibu mohon maaf kl sy banyak bertanya. Sekali lg terimakasih atas informasi ibu yang sangat membantu ini.
Assalamualaikum Pak Nur, semoga Pak Nur selalu dalam keadaan sehat walafiat Aamiin.
HapusSetelah Pasca Operasi, untuk kondisi hormonalnya tidak bisa langsung diketahui. Itu nanti perlu dilakukan tes hormonal lagi pak. Jadi tahapan yang saya lakukan saat ini sebagai berikut:
1. 1 bulan pasca operasi, kontrol untuk mengetahui jahitannya rapi
2. 3 bulan pasca operasi, kontrol lagi untuk mengetahui apakah letak testis udah pas ataukah belum.
3. Untuk tes hormonal, biasanya bukan merupakan ranah dari dokter bedah bapak. Ini merupakan ranah dari Dokter Endokrinologi anak. Tapi untuk tahu apakah hormonnya sudah meningkat ataukah belum tidak akan dilakukan dalam waktu dekat setelah operasi. Dokter Anak Blue Eyes melihat dulu perkembangan seksual sekundernya. Untuk tes hormonal Blue Eyes akan dilakukan nanti pada saat dia berusia 15 tahun. Maksudnya stelah dia remaja.
O iya, saran saya sekalian di sunat saja Pak. Mumpung di bius total.
Anak saya pas operasi kemaren sebenernya mau di sunat sekalian, karena mumpung di bius total, biar lebih hemat juga. Tapi karena kemaren pas proses operasi anak saya sulit, maksudnya mencari testisnya lama karena kejepit pembuluh darah ditambah juga obat bius yang masuk juga lebih banyak karena waktu operasi yang lama, akhirnya anak saya ndak jadi di sunat.
InsyaAllah dalam waktu dekat ini anak saya disunat dan itupun harus di bius total. Karena sekalian dokternya melihat posisi testisnya sudah pas di tempatnya atau tidak.
Semoga penjelasan saya ini membantu Pak. Monggo jangan sungkan untuk menghubungi saya jika Bapak ada yang perlu ditanyakan. Saya senang bisa membantu Pak.
Salam,
Titis
Waalaikum salam ibu.. Alhamdulillah keadaan saya sehat...semoga ibu dan keluarga pun demikian.
HapusSaran yang ibu berikan untuk sekalian sunat sangat bagus sekali, saya bahkan tidak kepikiran kesitu.
Oke ibu, sekali lagi terima kasih atas saran dan informasinya yang sangat jelas sekali. Dan terima kasih juga untuk kesediaannya apabila nanti saya butih informasi lagi. Salam untuk keluarga ibu, terutama untuk Blue Eyes.
Salam...
Sama-sama Pak Nur Hidayat, oya jika saya boleh tahu posisi Bapak ada di Kota mana?
HapusSemoga lancar ya Pak segala usaha Bapak untuk segera mengoperasi Putra Bapak.
Salam,
Saat ini posisi saya berada di kota Bogor Jawa barat... Nah di Bogor ini jumlah RS yg peralatannya lengkap masih sedikit jumlahnya.
BalasHapusSaat ini saya sedang mencari informasi untuk tidakan kepada anak saya bilamana anak saya dilakukan tindakan operasi di Jakarta.
Mohon doanya ya bu.. terima kasih
Salam..
Semoga lancar ya Pak. Mungkin di tanyakan terlebih dahulu di RSU Bogor Pak, apakah bisa melakukan operasi Laparaskopi. Karena domisili Bapak ada di Bogor, sehingga untuk proses klaim BPJS nya tidak rumit.
HapusJika Bapak ke Jakarta, berarti nanti akan ada rujukan dari RS. Bogor ke RS yang ada di Jakarta untuk bisa melakukan operasi Laparaskopi di Jakarta.
Semoga di mudahkan ya Pak urusannya. Aamiin...
mb bisa minta cp nya? mau tanya2 ini blog sudah lama takut sudah nggak dibuka, hehe, gini jadi itu testisnya kecil sekarang sudah tambah besar ga mb? soale anak saya juga gt mb, operasi umur 16bulan tp testis udah kecil, :(
BalasHapusSalam kenal Pak.
HapusKalo testisnya memang masih kecil, setiap 6 bulan kami kontrolkan denga dokter anaknya dan dokter bedsh urologinya.
Nantinya akan ada tahapan untuk tes hormon lagi untuk mengetahui kadar testosteronnya. Nah kalo ini nanti diskusinya dgn dokter endokrin anak.
Testis anak saya masih kecil krn memang pada saat operasi testisnya sudah mengecil krn terlalu lama di lipatan paha, sehingga memang ndak bisa membesar seperti anak normal pada umumnya.
Semoga berkenan dengan jawaban saya Pak.
CP saya bisa bapak hubungi di
Hapus081 233 57 197 (sms)
081 217 371 025 (wa only)
Dear Ibu Titis,
BalasHapusTerimakasih sharing pengalamannya...sangat membantu saya. Anak saya yang kedua juga mengalami hal serupa, testis kanannya berada di atas. usia anak saya sekarang 3 tahun dan kemungkinan akan melakukan tindakan yang sama. tapi masih kuatir karena dokter urologi yang sudah kami temui mengatakan ada kemungkinan penggantung testisnya pendek, dan jika diketahui pendek maka sebaiknya diangkat. Makanya kami masih bimbang dan ingin mencari secon, third, atau bahkan fourth opinion sampai kami yakin.
jika berkenan, saya menunggu sharing lanjutan perkembangan Blue Eyes pasca operasi UDT.
Terimakasih. ^^
Salam Kenal Bu Prasasti...
HapusAlhamdulillah setelah menjalani operasi Laparaskopi kemarin masih belum ditemukan masalah pada testis anak saya, Bu.
Saat ini, testisnya telah tertanam dengan baik. meskipun terjadi atropi pada buah testis anak saya tetapi dengan tertanamnya testis tersebut di kantongnya akan menghilangkan resiko terjadinya tumor.
Untuk evaluasi pada anak saya memang harus secara teratur di konsulkan dengan dokter urologi maupun dokter anaknya, bu. karena step selanjutnya masih panjang, anak saya harus menjalani serangkaian tes lagi seperti tes hormon untuk mengetahui berapa banyak hormon testosteronnya setelah testis ini di tanam di kantongnya.
Jika memungkinkan Bu, saran saya lebih baik Ibu mencari second opinion, karena akan lebih membantu ibu untuk membuat keputusan selanjutnya. seperti saya yang mencari second opinion sebelum saya memutuskan melakukan operasi laparaskopi pada anak saya Bu.
Semoga balasan saya ini membantu ya Bu Prasasti.
Salam,
Titis
Izin melihat, anak saya juga mengalami hal yang sama di usia 5th5bln, besok rencananya akan dioperasi.
BalasHapusMohon maaf baru saya baca. bagaimana keadaan putra bapak? semoga oeprasinya berjalan lancar.
Hapusmba ,saya udah umur 22 tahun tapi blm di obatin bedah,besok mau ke poly bedah, wktu dlu ank ibu hbs oprsi bgtu ngrsa skit bgt apa gmn bu? maaf ya bu mhon bntuan x saya sgt takut
BalasHapusInsyaallah pasca operasi pasti sakit Pak. Selama operasi bius total.
HapusSemangat ya Pak semoga diberikan kemudahan dan kelancaran ya.
anak nya ibu sring kskitn apa ga bu? soal nya saya takut mau bedah dlm bbrp mnggu lgi dan umur saya 23
Hapusmohon maaf sebelumnya saya sudah banyak bertanya dgn ibu tentang anaknya,apa saya bolh mnta Whats up bbm atau apa bu saya mau brtnya krna sangat takut mau mnjalani operasinya
HapusMohon maaf Mas Indra,saya baru buka blog saya. InsyaAllah anak saya diawal2 sakit tetapi lama lama dia baik2 saja mas.
Hapussampai saat ini ga prrnah ada keluhan lagi mba?
Hapusmba saya blh mnta no Whats Upp nya untuk brtanya lbih dalam soal ini? :) please bantu saya mba
BalasHapusmba tlg bls mba saya mhon bntuan nya :)
BalasHapus08123357197.
Hapusmakasih mba
HapusTerimakasih bunda sangat membantu sekali anak saya juga mengalami hal serupa usianya masih 7bulan kata dr haryudi harus diturun kan sebelum usia 1 tahun
BalasHapusSaya sempet drop frustasi bngung juga
Jujur saya merasa sendiri dalam kasus anak saya ini meskipun suami dan keluarga selalu suport dan berdoa memohon keajaiban dr Allah
Tp setelah banyak membaca bbrapa kasus dan terakhir membaca postingan bunda alhamdulillah sedikit menenangkan saya
Terimakasih atas penjelasannya sangat membantu sekali