Arti kehadiran teman bagi saya adalah sebagai pelengkap dalam perjalanan hidup ini. Setiap bertemu dengan teman baru memiliki kisah tersendiri dan meninggal jejak memory tersendiri. Teman yang sama miliki tidak hanya berada di lingkungan tempat kerja saya, teman yang saya miliki mulai dari teman sejak masa sekolah dasar, teman SMP, teman SMA, teman kuliah, teman kerja, dan komunitas orang tua ABK.
Saat ini saya ingin berbagi kisah tentang seorang teman saya yang saya kenal sejak kelas 4 SD. Kebetulan saya kelas 4 SD pindah ke Mojokerto untuk mengikuti orang tua yang pindah tugas ke sana.
Tahun 1989, saya mengikuti orang tua untuk pindah kerja ke Mojokerto. Saya masuk ke SDN. Gedongan 3, dan disana saya banyak mendapat teman baru. Salah satunya bernama Jimmy Victoria. Di kelas 4 ini kami tidak begitu dekat hanya sebatas saling sapa. Saya baru mengenal dekat setelah kita duduk di kelas 6. Jimmy ini orangnya diem, ndak banyak omong. Saya juga heran kita sampai bisa berteman baik.
Pertengahan kelas 6 saya harus pindah lagi ke Malang untuk mengikuti orang tua. Tapi pertemanan saya dan Jimmy masih berjalan baik, kita saling kirim surat untuk bertukar kabar dan untuk tahu kabar masing-masing. Hal ini berlangsung sampai kami sama-sama dewasa dan sudah ada teknologi handphone dan internet. Sesekali kami bertukar kabar walaupun intensitasnya sudah mulai jarang.
Jimmy sempat dua kali berkunjung ke rumah saya, kebetulan dia punya saudara di malang. Jadi sekalian mengunjungi saya.
Saat saya menikah pun, saya mengirimkan undangan ke Jimmy hanya saja karena pekerjaan di Jakarta dia tidak bisa datang ke pernikahan saya.
Saat Jimmy menikah pun, dia mengabari saya jika dia akan menikah. Dan mohon doa supaya permikahannya lancar.
Komunikasi kami tetap berjalan, hanya saja tidak sesering dulu. Pada saat teman-teman SD membuat grup obrolan di facebook, komunikasi terjalin.
Kemudian lama tidak ada kabar, komunikasi di grup pun terputus tidak lanjut.
Sampai pada saat alah satu teman memposting status di FB jika Jimmy di rawat di rumah sakit. Saya langsung menelepon Jimmy saat itu juga...
"Gimana kabarnya? Kamu sakit apa?"
"Awalnya sakit gigi tis, trus kok ndak enak di badan. Aku di suruh tes darah. Kata dokter kok ada arah ke penyakit hati atau ke ginjal"
"Oala, yang sabar ya Jim... Semoga lekas sembuh ya"
"Iya tis, doain aja ya..."
Obrolan kami waktu itu belum selesai, tapi telpon terputus. Saya telpon lagi tidak bisa. Mungkin lagi habis batere pikir saya saat itu.
Tapi saya selalu mendapat update kabar Jimmy, di grup BB teman2 selalu update keadaan Jimmy. Sampai kabar dia terdiagnosa terkena gagal ginjal kronis dan harus cuci darah. Dan update kabar jika Jimmy sempat ndak sadar.Update jika Jimmy menjalani perawatan di RSU. Soetomo, hemodialisis... Kabar terakhir yang saya terima dari istri Jimmy, Jimmy di bawa ke Kudus -ke rumah istrinya- untuk dilanjutkan pengobatan di sana.
Dua hari yang lalu, kabarnya Jimmy masih di rawat di RS di Kudus dan menjalani hemodialisis secara teratur meskipun harus mengantri.
Sampai....
Pada minggu siang kemarin (9 november 2014) saya membuka BB dan mendapatkan kabar jika Jimmy sudah meninggal dunia jam 1 siang.... Antara tidak percaya dan masih tidak percaya saya menanyakan kepastian kabar itu... dan kabar itu benar.
Innalillahi wa innaillaihi rojiun...
Selamat jalan sahabat, semoga Jimmy diampuni dosanya dan segala amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT. Aamiin...
Semoga Jimmy menjadi orang yang khusnul khotimah... Aamiin....