Jika ada yang bertanya bagaimana cara Ayah dan Bunda berinteraksi dengan Atta, cara berkomunikasi, cara kami Ayah Bunda meminta, menyuruh, dan belajar serta cara Atta menyampaikan keinginan, meminta sesuatu.... Hanya kami yang tahu....
Awalnya begitu...hanya kami yang tahu.. karena selama ini interaksi sosial lebih sering dengan Ayah Bunda, sehingga Ayah Bunda masih belum memikirkan cara bagaimana berinteraksi dengan orang lain.
Selama 5 tahun (hampir 6 tahun ini) ABD (Alat Bantu Dengar) yang Atta gunakan belum maksimal. Belum ada komunikasi verbal yang keluar dari mulut Atta... sehingga Ayah Bunda harus mencari cara untuk mengoptimalkan komunikasi non verbalnya..... But How???
Hal ini kami diskusikan dengan Pak Temmi (Guru privat Atta)
Pak Temmi, untuk komunikasi Atta selajutnya bagaimana? Karena untuk bahasa isyarat, kami tidak ada yang paham.
"Bagaimana jika dikembangkan Pecs Pak dan Ma Atta, cara komunikasi untuk anak autis. tapi bisa kita gunakan untuk Atta. Apalagi atta sudah mengenal huruf, angka, sudah bisa membaca, dan sudah mengerti gambar. Minggu depan kita bisa coba ya Ma. Nanti akan saya bawakan contoh gambarnya yang bisa dikopi."
Mendengar istilah PECS, Akronim yang masih aneh di dengar. Tidak sabar menunggu minggu depan, saya Browsing pun di mulai....
Picture Exchange Communication System (PECS) adalah
suatu pendekatan untuk melatih kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan simbol-simbol verbal (Bondy dan Frost, 1994:2). PECS
dirancang oleh Andrew Bondy dan Lori Frost pada tahun 1985 dan mulai
dikenalkanpada publik pada tahun 1994 di Amerika Serikat. Awalnya PECS
ini digunakan untuk siswa-siswa pra sekolah yang mengalami
autisme dan kelainan lainnya yang berkaitan dengan gangguan komunikasi.
Siswa yang menggunakan PECS ini adalah mereka yang perkembangan
bahasanya tidak menggembirakan dan mereka tidak memiliki kemauan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Pada perkembangan selanjutnya,
penggunaan PECS telah meluas dapat digunakan untuk berbagai usia dan
lebih diperdalam lagi.
PECS pada prinsipnya merupakan upaya merangsang komunikasi anak
secara spontan. Penggunaan bahasa visual sebagai ganti bahasa verbal
merupakan upaya mediasi awal menuju proses komunikasi yang lebih rumit.
Proses visual dalam berkomunikasi pada gilirannya menjadi pemicu
ungkapan-ungkapan secara verbal. PECS dapat dilihat sebagai upaya
pemberian rangsangan secara visual. Proses tersebut dapat dikerjakan
dalam beberapa fase. Fase yang berbeda menunjukkan tingkat levelisasi
kemampuan dan perkembangan anak. Pada tahap awalnya anak diperkenalkan
dengan simbol-simbol non verbal. Namun pada fase akhir dalam
penggunaan PECS ini, anak dimotivasi untuk berbicara. Meskipun PECS
bukanlah program yang dirancang untuk mengajarkan anak autis cara
berbicara tetapi pada gilirannya program tersebut mendorong kemampuan
anak berkebutuhan khusus untuk berkomunikasi dengan lebih baik.
Berdasarkan pengalaman Wallin (2007:1)
ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh PECS) ini, diantaranya:
1) Setiap pertukaran menunjukkan tujuan yang jelas dan mudah
dipahami. Pada saat tangan anak menunjuk gambar atau kalimat, maka dapat
dengan cepat dan mudah permintaan atau pendapatnya itu dipahami.
Melalui PECS, anak telah diberikan jalan yang lancar dan mudah untuk
menemukan kebutuhannya.
2) Sejak dari awal, tujuan komunikasi ditentukan oleh anak.
Anak-anak tidak diarahkan untuk merespon kata-kata tertentu atau
pengajaran yang ditentukan oleh orang dewasa, akan tetapi anak-anak
didorong untuk secara mandiri memperoleh mediasi komunikasinya dan
terjadi secara alamiah. Guru atau pembimbing mencari apa yang anak
inginkan untuk dijadikan penguatan dan jembatan komunikasi dengan anak.
3) Komunikasi menjadi sesuatu penuh makna dan tinggi motivasi bagi anak autis.
4) Material (bahan-bahan) yang digunakan cukup murah, mudah
disiapkan, dan bisa dipakai kapan saja dan dimana saja. Simbol PECS
dapat dibuat dengan digambar sendiri atau dengan foto.
5) PECS tidak membatasi anak untuk berkomunikasi dengan
siapapun. Setiap orang dapat dengan mudah memahami simbol PECS sehingga
anak autis dapat berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya dengan
keluarganya sendiri.
(http://rudiirawanto.wordpress.com/2013/09/09/picture-exchange-communication-system-pecs/)
Saya pun tertarik mencari lebih banyak lagi contoh-contoh gambar. Intinya ternyata, gambar pecs disesuaikan dengan kebutuhan anak. Kita bisa menggunakan yang sudah ada di internet atau kita buat sendiri. Permasalahan yang ada adalah contoh gambar kartu yang ada di internet menggunakan bahasa inggris. sehingga saya harus menyesuaikan dengan kebutuhan Atta. Ada beberapa gambar yang saya adaptasikan untuk Atta dan ada beberapa gambar yang saya buat sendiri. Harapannya minggu depan pada saat Atta belajar dengan Pak Temmi lagi, Atta sudah siap dengan media PECS.
Contoh PECS
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvD5ZGnKNaEpO0hNzhSQWyMLzwFMPgB9w4FU7RJ62RK-fqxsfO0kpASIp1OCsGLyPogCxoD0MoeSwAHWFL_YoZO4m-cyYTqWc-NVMaY_VVTZczK_up85f4n-JKU2RwdIUy6NeiOrZKzC2P/s400/contohgambar2.jpg
Contoh PECS jika sudah di tempelkan di BOARD
http://1.bp.blogspot.com/-nLCdGStkJ3I/U9-bM6VWWZI/AAAAAAAAAKI/4Y_EigSYI88/s1600/pecs1.jpg
Saya sudah ada bayangan, bagaimana cara membuatnya dan bagaimana cara penggunaannya. Beberapa gambar sudah saya sesuaikan dengan kebutuhan Atta. Butuh waktu sekitar 3 hari untuk pengerjaanya. Mulai dari cari gambar, sesuaikan gambar, print gambar di kertas folio, gunting gambarnya, ditempel di karton ukuran tebal, dilapisi plastik vinil.... Melelahkan memang... tapi puas setelah melihat hasilnya dan ternyata saya bisa membuat ini....^_^
Kartu PECS buatan saya, yang saya sesuaikan dengan kebutuhan Atta.
Gambar Atas : setelah di print di kertas folio.
Gambar Bawah : setelah digunting dan di tempel di karton dan dilapisi vinil agar ndak mudah rusak. setelah itu ditempeli velcro (kecil saja) untuk bisa melekat di lapisan vecro yang lain.
PECS Atta sudah jadi.
Gambar Atas : Halaman depan binder Atta. Saya tempelkan foto dan velcro panjang untuk menaruh kartu sehingga bisa menjadi susunan kalimat.
Gambar bawah : bagian dalam terdiri dari beberapa lembar karton untuk menempelkan kartu PECS. Sehingga nanti tinggal memilih kartu mana yang akan disusun.
Kartu yang di gunakan banyak ragamnya. Mulai dari anggota keluarga, kata aktifitas harian, kata perintah, nama anggota tubuh, sampai nama makanan yang disukai Atta. Hal ini untuk memudahkan Atta untuk memahami konsep kalimat. Sehingga nantinya jika kami menuliskan kalimat panjang, Atta lebih mudah paham.
Nantinya kartu ini akan di gunakan di rumah saja, ndak keren kan kalo kemana bawa binder gede seperti ini. Kami nanti tinggal menuliskan keinginan Atta di buku kecil atau di Note saya jika saya menanyakan sesuatu ke Atta.
Semua membutuhkan proses.... Kami yakin Atta bisa.. Walaupun awalnya akan sulit membiasakan untuk menggunakan media ini, tapi Kami yakin pasti berhasil...^_^
Do the best "
My Spanish Blue Eyes"